Ketiadaan Allah, Sumber Keburukan dalam Hati

Keimanan seseorang tidaklah dapat diukur melalui harta kekayaannya. Juga bukan dari keilmuannya. Akan tetapi melalui ketaqwaannya kepada sang Kholiq. Karena sesungguhnya harta hanyalah titipan, sedangkan ilmu hanyalah tetesan Pengetahuan dari sang Kholiq. Iman itu di hati, bukan di surat bermaterai. Iman seseorang akan ada dalam dirinya, ketika ia menghadirkan Allah dalam setiap langkahnya, sehingga ia akan menjadi pribadi yang beriman, benar-benar beriman, bukan iman abal-abal. Ada sebuah penggalan kisah tentang Seorang profesor yang Atheis berbicara dalam sebuah kelas fisika. Profesor : "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?" mahasiswa : "Betul! Dia pencipta segalanya." Profesor : "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan." (Semua terdiam dan agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu). Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian. Mahasiswa : "Prof! Saya ingin ...