Ketiadaan Allah, Sumber Keburukan dalam Hati
Keimanan seseorang tidaklah dapat diukur melalui harta kekayaannya. Juga bukan dari keilmuannya. Akan tetapi melalui ketaqwaannya kepada sang Kholiq. Karena sesungguhnya harta hanyalah titipan, sedangkan ilmu hanyalah tetesan Pengetahuan dari sang Kholiq. Iman itu di hati, bukan di surat bermaterai. Iman seseorang akan ada dalam dirinya, ketika ia menghadirkan Allah dalam setiap langkahnya, sehingga ia akan menjadi pribadi yang beriman, benar-benar beriman, bukan iman abal-abal.
Ada sebuah penggalan kisah tentang Seorang profesor yang Atheis berbicara dalam sebuah kelas fisika.
Profesor : "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"
mahasiswa : "Betul! Dia pencipta segalanya."
Profesor : "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."
(Semua terdiam dan agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).
Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.
Mahasiswa : "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor : "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada."
Mahasiswa : "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.
Suhu -460 derajat Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas. Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"
Profesor : "Tentu saja ada!"
Mahasiswa : "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada. Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna. Tapi! Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan itu. Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya. Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"
Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga.
Profesor : "Tentu saja ada."
Mahasiswa : "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga. Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."
Profesor terpaku dan terdiam!
Berdasarkan penggalan cerita tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Dosa terjadi karena manusia lupa menghadirkan Allah dalam hatinya.. So, sebagai seorang santri, Hadirkan Allah dalam hati kita setiap saat, maka hal itu kan menyelamatkan kita. Itulah IMAN.
SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA ...
Sumber : Postingan Terbaru dari Ustadz M. Zainuddin Al Mushlihun via whatsApp
Penulis : Mas Santri PP. Miftahul Ulum Klumpit
Comments
Post a Comment